Bukan Cuma Penjahat, Ini 7 Jenis Hacker dan Tujuan Mereka Sebenarnya
Saat kita mendengar kata “hacker”, gambaran yang muncul di kepala kita seringkali sangat seragam dan negatif: seorang sosok misterius berkerudung di ruangan gelap, yang dengan lihai mengetik barisan kode hijau di layar hitam untuk membobol bank atau mencuri data. Gambaran yang dipopulerkan oleh film-film Hollywood ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi ia sangatlah sempit. Kenyataannya, dunia hacking jauh lebih kompleks dan penuh dengan “warna” yang berbeda. Ada banyak jenis hacker di dunia ini.
“Hacking” pada dasarnya adalah sebuah keahlian—kemampuan untuk memahami sebuah sistem secara mendalam dan menemukan cara untuk berinteraksi dengannya di luar tujuan yang telah dirancang. Sama seperti sebuah pisau, keahlian ini bisa digunakan untuk tujuan yang baik (seperti memotong sayuran) atau tujuan yang jahat (seperti melukai orang). Motivasi dan etika inilah yang menjadi pembeda utama antara berbagai jenis hacker yang ada di dunia maya. Memahami spektrum ini akan memberikan kita perspektif yang lebih luas dan akurat tentang siapa saja mereka.
Spektrum Topi: White, Black, dan Grey
Cara paling umum untuk mengklasifikasikan jenis hacker adalah dengan menggunakan analogi “topi” dari film-film koboi klasik, di mana pahlawan memakai topi putih dan penjahat memakai topi hitam.
1. White Hat Hacker (Peretas Topi Putih / Peretas Etis)
- Siapa Mereka? Inilah para “pahlawan”-nya dunia siber. White hat hacker adalah seorang ahli keamanan yang menggunakan keahlian meretasnya untuk tujuan yang baik dan legal. Mereka seringkali disewa secara resmi oleh perusahaan atau pemerintah.
- Tujuannya: Tujuan utama mereka adalah untuk menemukan celah keamanan (vulnerability) di dalam sebuah sistem sebelum ditemukan oleh penjahat. Mereka akan melakukan tes penetrasi (penetration testing), mencoba membobol sistem milik klien mereka sendiri, lalu melaporkan semua temuan kelemahannya lengkap dengan rekomendasi perbaikan.
- Contoh Nyata: Seorang white hat disewa oleh sebuah bank untuk mencoba meretas sistem mobile banking mereka. Jika ia berhasil, ia akan mendapatkan bayaran (bug bounty), dan bank tersebut bisa segera menambal celah keamanannya.
2. Black Hat Hacker (Peretas Topi Hitam / Cracker)
- Siapa Mereka? Inilah sosok yang paling sesuai dengan stereotip negatif di film. Black hat hacker adalah seorang kriminal. Mereka menggunakan keahliannya untuk menerobos sistem secara ilegal dengan niat jahat. Di dalam komunitas peretas, mereka lebih sering disebut sebagai “cracker”.
- Tujuannya: Motif mereka hampir selalu didasari oleh keuntungan pribadi atau niat merusak. Tujuannya bisa berupa:
- Mencuri data pribadi untuk dijual di dark web.
- Mencuri data kartu kredit atau menguras rekening bank.
- Menyebarkan malware seperti virus atau ransomware.
- Merusak atau melumpuhkan situs web.
- Contoh Nyata: Peretas yang berhasil membobol sebuah database e-commerce dan menjual data jutaan penggunanya.
3. Grey Hat Hacker (Peretas Topi Abu-abu)
- Siapa Mereka? Sesuai dengan namanya, grey hat hacker berada di area abu-abu antara white hat dan black hat. Mereka mungkin akan meretas sebuah sistem tanpa izin (sebuah tindakan ilegal), namun niat mereka tidak sepenuhnya jahat.
- Tujuannya: Seringkali, tujuan mereka adalah untuk “pamer” keahlian atau untuk memberitahu sebuah perusahaan bahwa sistem mereka memiliki kelemahan. Setelah berhasil masuk, mereka mungkin akan menghubungi perusahaan tersebut dan menawarkan jasa untuk memperbaiki celah yang mereka temukan, tentu saja dengan bayaran. Mereka berjalan di garis tipis antara menjadi seorang konsultan keamanan dan seorang pemeras.
Jenis Hacker Lain Berdasarkan Motivasi
Selain tiga kategori utama di atas, ada beberapa jenis hacker lain yang dibedakan berdasarkan motivasi spesifik mereka.
4. Script Kiddie
- Siapa Mereka? Ini adalah istilah yang sedikit merendahkan di komunitas hacker. Script kiddie adalah seorang pemula yang tidak benar-benar memahami cara kerja peretasan secara mendalam. Mereka hanya menggunakan tools atau “skrip” yang sudah dibuat oleh hacker lain untuk melancarkan serangan.
- Tujuannya: Biasanya hanya untuk iseng, pamer di depan teman-temannya, atau menimbulkan kekacauan kecil seperti melakukan serangan DDoS ke situs web game agar lag. Meskipun kemampuannya terbatas, mereka tetap bisa berbahaya.
5. Hacktivist
- Siapa Mereka? Sesuai namanya (hacker + aktivis), hacktivist adalah peretas yang dimotivasi oleh sebuah ideologi atau tujuan politik/sosial. Kelompok seperti “Anonymous” adalah contoh yang paling terkenal.
- Tujuannya: Mereka menggunakan peretasan sebagai bentuk protes atau aktivisme digital. Tujuannya bisa berupa membocorkan dokumen rahasia pemerintah, meretas situs web untuk menyebarkan pesan politik, atau melumpuhkan sistem milik organisasi yang mereka anggap “musuh”.
6. State-Sponsored Hacker (Peretas yang Disponsori Negara)
- Siapa Mereka? Ini adalah jenis hacker yang paling canggih dan paling berbahaya. Mereka adalah unit-unit siber yang bekerja untuk sebuah badan intelijen atau militer suatu negara.
- Tujuannya: Melakukan spionase siber (mencuri rahasia negara atau teknologi perusahaan dari negara lain), menyabotase infrastruktur kritis (seperti jaringan listrik atau perbankan), atau menyebarkan propaganda untuk memengaruhi pemilu di negara lain. Mereka memiliki sumber daya yang nyaris tak terbatas.
7. Red Hat & Blue Hat Hacker
- Red Hat Hacker: Mirip seperti white hat, namun dengan pendekatan yang jauh lebih agresif. Saat mereka menemukan serangan dari black hat, mereka tidak hanya akan bertahan, tetapi akan secara aktif menyerang balik dan mencoba untuk menghancurkan infrastruktur milik si peretas.
- Blue Hat Hacker: Ini adalah istilah untuk para ahli keamanan siber dari luar yang disewa oleh sebuah perusahaan untuk menguji sistem mereka sebelum sistem tersebut diluncurkan secara resmi.
Dunia digital memang penuh dengan berbagai karakter, baik yang nyata maupun fiksi. Di dunia game, kita bisa bernostalgia dengan karakter-karakter dari game legendaris seperti saat memainkan Ragnarok: The New World.
Untuk mendapatkan berita dan analisis terbaru dari dunia keamanan siber, termasuk mengenai aksi-aksi dari berbagai kelompok peretas, sumber-sumber kredibel seperti Wired – Security adalah rujukan utama.
Jenis Hacker: Bukan Topinya, tapi Niat di Baliknya
Pada akhirnya, memahami berbagai jenis hacker ini memberikan kita sebuah gambaran yang lebih jernih tentang lanskap keamanan siber yang kompleks. Ini mengajarkan kita bahwa “peretas” bukanlah sebuah kelompok monolitik yang jahat. Sama seperti di dunia nyata, dunia digital juga dipenuhi oleh para pahlawan, penjahat, dan mereka yang berada di antaranya. Yang membedakan mereka bukanlah keahliannya, melainkan niat dan etika di balik setiap baris kode yang mereka tulis.
Grand Final KPL Honor of Kings 2025: 62 Ribu Penonton, Guinness World Records, dan Banjir Hype di Dunia Esports!